Tren PHEV Meningkat di 2025, Apa Penyebabnya?

KabarOto.id – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa tren elektrifikasi kendaraan di Indonesia memasuki fase baru. Setelah lonjakan mobil listrik murni (BEV), kini giliran teknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) yang mulai menunjukkan potensi pasar yang menjanjikan.
Sepanjang semester I/2025, penjualan PHEV mencapai 1.719 unit, melonjak drastis dibandingkan periode sebelumnya. Meski masih tertinggal dari BEV dan hybrid (HEV), laju pertumbuhannya dinilai sangat signifikan.
BEV dan HEV Masih Dominan, Tapi PHEV Tumbuh Paling Cepat
Sebagai perbandingan:
- BEV: 36.597 unit (naik hampir 3x dari 11.940 unit di semester I/2024)
- HEV: 28.398 unit (naik 10% yoy)
- PHEV: 1.719 unit (naik tajam terutama sejak Mei)
Lonjakan PHEV mulai terasa sejak Mei 2025 dengan 413 unit terjual, lalu naik signifikan menjadi 1.117 unit pada Juni 2025. Penyebab utama pertumbuhan ini adalah kehadiran model baru yang diproduksi lokal dengan harga lebih terjangkau.
Chery Dominasi Pasar PHEV Lewat Tiggo 8 Super Hybrid
Pemain utama dalam lonjakan ini adalah Chery lewat model Tiggo 8 CSH (Chery Super Hybrid) yang diluncurkan pertengahan Mei. Harga perkenalan hanya Rp 499 juta untuk 1.000 pembeli pertama, dengan unit yang dirakit lokal melalui PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Bekasi.
Dengan strategi agresif tersebut, Chery berhasil menguasai pasar PHEV dengan penjualan 1.522 unit dalam dua bulan.
Baca Juga: Mudik Dengan Motor Listrik? Siapa Takut! Ini dia Tipsnya
Berikut data lengkap penjualan PHEV Januari–Juni 2025:
- Chery Tiggo 8 CSH: 1.522 unit
- Jaecoo J7: 120 unit
- Mazda CX-8 PHEV: 36 unit
- Volvo XC60 PHEV: 14 unit
- Volvo XC90 PHEV: 12 unit
- BMW XM: 12 unit
- BMW 530e, Lexus NX 450h+, Toyota Prius PHEV: masing-masing 1 unit
Kenapa PHEV Jadi Pilihan Menarik?
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menilai peningkatan ini karena PHEV dianggap sebagai solusi praktis dan efisien di tengah masa transisi elektrifikasi.
“PHEV itu memenuhi lima kriteria penting: hemat BBM, polusi rendah, tidak perlu charging station rumit, harga lebih terjangkau dibanding BEV, dan tetap memakai komponen mesin konvensional,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa PHEV tidak mengganggu industri komponen lokal, karena masih menggunakan sistem pendingin, filter, dan knalpot, sehingga tidak membuat bengkel konvensional kehilangan pasar.
Baca Juga: Mudik Dengan Motor Listrik? Siapa Takut! Ini dia Tipsnya
PHEV Jadi Jembatan Transisi Menuju Kendaraan Listrik Penuh
Pertumbuhan penjualan PHEV di Indonesia menunjukkan bahwa konsumen mulai melirik solusi mobil ramah lingkungan yang tetap praktis digunakan sehari-hari. Strategi harga, ketersediaan model, serta dukungan produksi lokal menjadi kunci utama tren ini.
PHEV kini tak sekadar alternatif, tapi bisa menjadi jembatan penting menuju adopsi penuh kendaraan listrik di Indonesia.