5 Fakta Tentang Balap Drag Bike yang Perlu Diketahui. Tak Sekadar Balap di Lintasan Lurus

0
Fakta Balapan Drag Race

Kabaroto.id – Hai, Sobat Kabaroto. Event Balap Drag Bike akhir-akhir ini memang semakin semarak, ajang balap di lintasan lurus tersebut justru menjadi ajang unjuk gigi para joki dan mekanik untuk bisa meramu sepeda motor segahar mungkin agar dapat memenangkan kompetisi dengan catatan waktu tercepat

Nyatanya, drag race bukan hanya soal balapan di lintasan lurus, ada banyak fakta yang menarik untuk dipelajari dari balapan ini.

  1. Dari Jalanan ke Sirkuit Resmi: Evolusi Drag Bike Indonesia

Awalnya, balapan drag motor sering banget terjadi di jalanan umum bahkan di jalanan desa, hal ini tentu saja memicu bahaya dan citra negatif dari masyarakat. Namun, seiring berjalanya waktu, pemerintah dan komunitas balap mulai menyadari potensi serta kebutuhan akan tempat/lintasan yang aman. Alhasil, kini banyak sirkuit resmi berstandar nasional yang jadi arena drag race, seperti Sirkuit Sentul atau GBT Surabaya. Ini bukan cuma soal keamanan, tapi juga upaya serius buat mengangkat olahraga ini ke tingkat yang lebih profesional. Pernah kebayang kan, adrenalin yang sama, tapi sekarang dilegalkan dan aman?

Tak hanya itu, balap drag race yang digelar secara resmi justru menjadikan olahraga ini terkesan professional, karena para pembalap harus memakai helm standar dan sepatu. Jadi tidak akan ditemukan balapan drag race resmi tetapi pembalapnya pake sandal jepit, ya.

  1. Modifikasi Gila-Gilaan: Batas Kreativitas yang Makin Menggila

Kalau kamu pikir modifikasi motor cuma buat gaya-gayaan, di ajang drag race hal itu beda cerita. Tiap motor yang turun balapan adalah hasil modifikasi ekstrem yang kadang di luar nalar! Mulai dari rangka yang dipangkas habis-habisan, mesin yang di-oprek sampai kapasitasnya jadi monster, sampai penggunaan material super ringan kayak titanium. Mereka (tim balap) rela merogoh kocek dalam-dalam, bahkan bisa sampai ratusan juta rupiah, cuma buat mengejar sepersekian detik lebih cepat di lintasan 201 meter. Ini bukan cuma balapan, ini adalah ajang unjuk teknologi dan kreativitas tanpa batas!

Modifikasi yang dilakukan adalah demi kecepatan paling optimal, mulai dari memotong stang, mengubah settingan stang menjadi miring letter U, mengganti jok motor, hingga “membuang” printilan yang dianggap memperlambat laju motor.

  1. Joki-Joki Nekat dan Strategi “Ninja” Mereka

Di balik motor-motor buas itu, ada para joki yang punya nyali super. Mereka bukan cuma butuh fisik yang kuat, tapi juga mental baja dan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Setiap joki punya gaya start dan teknik khusus dalam mengendalikan motor modifikasi yang “liar” itu. Beberapa joki bahkan punya ritual atau kepercayaan unik sebelum start, kayak harus pegang sesuatu atau ngelakuin gerakan tertentu sebelum duduk di atas kuda besinya.

Mereka ini adalah master strategi di lintasan lurus, yang dengan cermat memperhitungkan bobot badan, angin, bahkan suhu aspal demi mendapatkan catatan waktu terbaik.

Mereka tidak hanya menarik gas, tetapi di balik itu ada perhitungan cermat yang dilakukan demi mendapatkan performa motor yang optimal demi mencatatkan waktu terbaik.

  1. Kelas-Kelas Balap yang Super Spesifik: Seolah Ada “Dunia Lain” di Tiap Kategori

Jangan kira drag race cuma satu jenis balapan aja. Di Indonesia, ada puluhan kelas balap yang dibagi berdasarkan jenis motor, kapasitas mesin, sampai tingkat modifikasi. Ada kelas Bebek 4 Tak Tune Up, Matic Tune Up, Sport 2 Tak Tune Up, hingga kelas FFA (Free For All) yang isinya motor-motor super edan tanpa batasan modifikasi.

Ini bikin persaingan jadi makin seru dan spesifik, seolah-olah setiap kelas adalah “dunia lain” dengan regulasinya sendiri. Kalau kamu ngelihat daftar kelasnya, mungkin kamu bakal kaget betapa kompleksnya dunia balap lurus ini!

Bahkan seorang pembalap bisa turun di 3 kelas dalam sehari karena banyaknya kelas yang diperlombakan, menariknya ada juga kelas lady racer yang merupakan perlombaan drag khusus Wanita.

Selain adu cepat, juga ada kelas bracket, kelas yang sangat populer dan berbeda. Peserta tidak hanya adu cepat, tetapi juga harus mencetak waktu yang paling mendekati waktu target yang ditentukan. Contohnya: Bracket 8 detik, Bracket 9 detik, Bracket 10 detik dan lainnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh panitia lomba. Kelas ini menjadi sangat popular karena kelas ini tidak memperlombakan waktu tersingkat, tetapi waktu yang paling mendekati target waktu, sehingga perhitungan akselerasi, gas, rem hingga tekanan ban sangatlah berpengaruh

  1. Komunitas yang Solid dan Penuh Rivalitas Sehat

Meskipun persaingan di lintasan sangat ketat, komunitas drag race motor di Indonesia itu terkenal sangat solid. Mereka sering berkumpul, berbagi ilmu, bahkan membantu satu sama lain kalau ada yang kesulitan. Namun, di balik itu, ada rivalitas sengit antara tim-tim balap dan mekanik-mekanik terbaik. Mereka saling adu strategi, teknologi, dan rahasia dapur pacu buat jadi yang tercepat. Ini bukan cuma balapan, tapi juga ajang pembuktian gengsi dan kemampuan. Semangat persaudaraan yang kuat diimbangi dengan rivalitas yang sehat, membuat ekosistem drag bika di Indonesia selalu hidup dan berkembang.

Para tim balap drag memang memiliki rivalitas ketika lomba dimulai, rivalitas tersebut kerap diangkat ke berbagai media otomotif hingga situasi semakin memanas. Meski demikian, rivalitas tersebut hanya sebatas di dunia balap, di luar itu mereka adalah saudara yang terikat dengan hobi yang sama, yakni balapan di lintasan lurus.

Gimana, Sobat Kabaroto tertarik mencoba balapan drag race?

 

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *