LCGC vs EV Murah Asal China: Pasar Otomotif Indonesia Memasuki Era Persimpangan

0
Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok di 2025! Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Pasar Otomotif Indonesia

Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok di 2025! Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Pasar Otomotif Indonesia

Oleh: Ali Arifin*)

kabaroto.id – Pasar otomotif Indonesia tahun 2025 mengalami dinamika besar. Selama satu dekade, Low Cost Green Car (LCGC) menjadi pilihan utama konsumen kelas menengah bawah, terutama di kota-kota besar dan daerah.

Namun, semester pertama 2025 menunjukkan perubahan arah. Penjualan LCGC turun tajam, sementara mobil listrik murah asal China mulai menyerbu dengan harga dan fitur yang menggoda.


Data Penjualan: LCGC Tertekan

Berdasarkan data GAIKINDO dan publikasi resmi:

Semester I 2025: Penjualan wholesales LCGC 64.063 unit, turun 28,5% YoY.

Februari 2025: Anjlok 45,4% YoY.

Maret 2025: Minus 38% YoY.

Model terlaris: Daihatsu Sigra (33%), Honda Brio Satya (28%), Toyota Calya (22%).

EV Murah: BYD Atto 1

Diluncurkan: GIIAS 2025.

Harga: Mulai Rp195 juta (OTR Jakarta).

Penjualan Semester I 2025: 14.092 unit wholesales.

Harga Atto 1 bersaing langsung dengan LCGC varian atas yang berada di rentang Rp196–262 juta.


Grafik Tren Penjualan

Berikut gambaran visual tren penjualan LCGC vs BYD Atto 1 (EV murah) di Indonesia:

 Tabel Perbandingan Harga

Model Varian Dasar Varian Tertinggi
Toyota Agya 1.2L E M/T Rp173,2 juta Rp262,7 juta
Daihatsu Ayla 1.0L M MT Rp140,3 juta Rp196,2 juta
BYD Atto 1 (EV) Rp195 juta

Faktor Penekan LCGC

Harga yang Mepet – EV murah menembus segmen harga LCGC high-end.

Biaya Operasional – Listrik lebih murah dari BBM, perawatan minim.

Insentif Pajak EV – LCGC tak lagi mendapat dukungan fiskal seperti awal program.

Citra Teknologi – EV dilihat sebagai simbol kemajuan dan ramah lingkungan.


Proyeksi 3–5 Tahun

Skenario Deskripsi Dampak pada LCGC
Koeksistensi Bersegmen LCGC bertahan di rural/UMKM, EV kuasai urban middle class. Pangsa LCGC turun ke ±15% pasar
Dominasi EV Murah Harga EV < Rp180 juta, infrastruktur charging merata. LCGC anjlok, fokus ke kendaraan komersial ringan
Status Quo Berkepanjangan Infrastruktur EV stagnan, preferensi ICE kuat. LCGC bertahan di 20–25% pangsa pasar

LCGC tidak akan punah dalam waktu dekat, tapi gelombang EV murah seperti BYD Atto 1 mengubah peta persaingan. Pertarungan bukan hanya soal mesin vs baterai, tetapi juga tentang citra, teknologi, dan efisiensi biaya.
Pabrikan yang cepat beradaptasi ke arah elektrifikasi sambil mempertahankan harga terjangkau akan menjadi pemenang di persimpangan sejarah ini.***

*)Ali Arifin adalah Pimred kabaroto.id

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *