Hyundai Nexo: Mobil Hidrogen Masa Depan yang Potensial di Indonesia

Kabaroto – Pada tahun 2018, Hyundai Nexo, kendaraan berbahan bakar sel hidrogen pertama dari Hyundai, membuat debut globalnya. Sekarang, pada Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024, Nexo menarik perhatian pengunjung dengan kehadirannya di booth PLN.
Nexo adalah crossover yang didukung oleh motor listrik bertenaga 161 tenaga kuda (163 PS) dan torsi maksimum 400 Nm.
Dengan akselerasi dari 0-100 km/jam dalam 9,2 detik dan kecepatan maksimum 179 km/jam, mobil ini menjanjikan performa yang memadai.
Namun, yang membuatnya berbeda adalah penggunaan bahan bakar hidrogen.
Daripada baterai, Nexo menghasilkan daya listrik melalui reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen, menghasilkan emisi berupa air, yang meningkatkan kebersihan udara.
Kemampuan Nexo tidak hanya terbatas pada performa dan kebersihan.
Desainnya menampilkan elemen-elemen modern seperti grille khas Hyundai, lampu LED, dan bodi aerodinamis.
Di dalam, kabin Nexo dibalut dengan bio-material ramah lingkungan, dilengkapi dengan teknologi canggih termasuk layar LCD 7 inci dan infotainment 12,3 inci.
Meskipun menarik, Nexo tidak akan segera dijual di Indonesia. Kehadirannya di PEVS 2024 bertujuan untuk memperkenalkan SPBU Hidrogen milik PLN di Senayan.
Namun, ada hambatan, seperti konfigurasi kemudi setir kiri dan kurangnya infrastruktur untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Namun, ada harapan di masa depan. PLN sedang melakukan uji coba HRS-nya selama 3 tahun. Jika berhasil, hidrogen bisa menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia pada 2027, membuka peluang bagi kendaraan seperti Nexo, Toyota Mirai, dan Honda Clarity.
Meskipun potensial, kendaraan berbahan bakar hidrogen masih berada dalam segmen pasar kecil secara global.
Tantangan utamanya adalah kurangnya infrastruktur dan biaya produksi yang tinggi. Namun, dengan inisiatif seperti uji coba HRS oleh PLN, masa depan mobil hidrogen di Indonesia mungkin lebih cerah.
Dengan Hyundai Nexo, masa depan kendaraan ramah lingkungan tampak lebih menjanjikan. Namun, tantangan-tantangan harus diatasi untuk mewujudkannya di Indonesia.
Teruslah mengikuti perkembangan ini untuk melihat bagaimana teknologi hidrogen akan membentuk masa depan mobilitas di Tanah Air. Kabaroto