Geely Comeback! Proton Gagal Masuk Indonesia? Ini Alasannya

Geely Comeback! Proton Gagal Masuk Indonesia? Ini Alasannya
KabarOto.id – Geely akhirnya kembali mewarnai pasar otomotif Indonesia. Pabrikan asal Tiongkok ini meluncurkan SUV listrik andalannya, Geely EX5, pada ajang peluncuran resmi di Jakarta. Mobil ini menarik perhatian karena merupakan kembaran dari Proton eMas 7—yang sempat disebut akan dipasarkan di Tanah Air.
Evin Ye, Vice President of Geely Auto International Corporation, menyampaikan bahwa peluncuran ini merupakan awal baru yang ditunggu-tunggu. “Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk mewakili Geely Automobile Group dalam memulai babak baru di Indonesia. Kami datang dengan semangat Leading the Future, Illuminating Indonesia,” ungkapnya.
Proton Belum Tampak di Indonesia
Yang menarik, kembalinya Geely justru memunculkan pertanyaan besar: bagaimana nasib Proton? Seperti diketahui, sejak 2017 Geely telah menjalin kerja sama strategis dengan Proton, di mana salah satu kesepakatannya adalah menggunakan merek Proton untuk ekspansi di negara-negara setir kanan, termasuk Indonesia.
Namun hingga 2025 ini, rencana tersebut tak kunjung terwujud. Padahal, pada 2020 Geely mendorong Proton untuk memperluas pasar ke ASEAN, dan Proton sempat menyatakan akan masuk ke Indonesia dan Thailand pada 2021 demi mengejar target jadi pemain otomotif top 3 di kawasan.
Geely Lebih Agresif di Pasar Global
Dalam kenyataannya, Geely justru tampil lebih agresif. Perusahaan ini sudah merambah pasar Thailand, Australia, Selandia Baru, dan terbaru Indonesia—dengan menggunakan merek Geely langsung, bukan Proton. Bahkan, Geely akan masuk pasar Afrika Selatan dengan strategi yang sama.
Hal ini membuat publik bertanya-tanya, apakah rencana comeback Proton ke Indonesia otomatis batal?
Geely Fokus ke Produksi Lokal, Proton Tertinggal
Geely juga mengumumkan akan mulai merakit mobil di Indonesia pada kuartal II tahun 2025. Langkah ini menunjukkan keseriusan Geely dalam membangun basis produksi sekaligus jaringan penjualan lokal di Indonesia—wilayah yang sebelumnya direncanakan menjadi ladang ekspansi Proton.
Meski demikian, Geely tetap berkomitmen mempertahankan Malaysia sebagai pusat produksi dan R&D untuk wilayah regional, khususnya di Tanjung Malim. Proton sendiri saat ini masih aktif di negara-negara setir kanan seperti Bangladesh, Kenya, dan Brunei. Namun, pasar-pasar itu relatif kecil dan belum cukup kuat sebagai basis pertumbuhan besar.
Baca Juga: Cara Menguras Air Radiator Motor Honda: Tips Praktis Agar Mesin Awet
Akankah Proton Tetap Datang?
Hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari Proton soal kelanjutan ekspansinya ke Indonesia. Namun dengan langkah agresif Geely yang mulai membangun jaringan dan menggunakan brand sendiri, bukan tak mungkin Proton harus mengubah strategi atau bahkan menunda lagi comeback-nya.
Kehadiran Geely membawa angin segar bagi konsumen Indonesia yang kini punya lebih banyak pilihan kendaraan listrik. Tapi di sisi lain, ini juga membuat kompetisi semakin ketat—dan bisa jadi membuat pemain lama maupun yang hendak masuk ulang, seperti Proton, berpikir dua kali.