Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok di 2025! Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Pasar Otomotif Indonesia

Harga Mobil Listrik Bekas Anjlok di 2025! Ini Penyebab dan Dampaknya bagi Pasar Otomotif Indonesia
KabarOto.id – Pasar mobil listrik bekas di Indonesia tengah mengalami koreksi harga signifikan. Fenomena ini terjadi seiring strategi agresif pabrikan mobil baru yang menurunkan harga jual, ditambah hadirnya model-model terbaru dengan fitur lebih canggih dan harga semakin terjangkau.
Ketua Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), Tjung Subianto, mengatakan penurunan harga mobil listrik baru membuat harga bekas ikut tertekan.
“Harga mobil listrik bekas sekarang sudah enggak bisa dipegang. Fluktuasinya tajam, kita beli sekarang, belum dijual sudah turun,” ujarnya.
Faktor Utama Penurunan Harga
1. Strategi Diskon Pabrikan Mobil Baru
Banyak pabrikan, terutama merek asal China, gencar memberikan potongan harga untuk model baru. Hal ini secara langsung membuat harga bekas turun drastis dalam waktu singkat.
2. Peluncuran Model Baru yang Masif
Tjung menyoroti masuknya merek China secara bergelombang, di mana hampir setiap bulan ada model baru meluncur. Konsumen cenderung memilih unit terbaru dengan harga kompetitif dibandingkan membeli mobil bekas.
3. Hilangnya Garansi Setelah Pindah Tangan
Garansi mobil listrik biasanya hangus saat berpindah kepemilikan. Hal ini membuat konsumen ragu membeli mobil listrik bekas karena khawatir biaya perbaikan dan perawatan baterai.
Baca Juga: 7 Tips Jitu Hemat Kampas Kopling Mobil Matik agar Tak Cepat Aus
Contoh Penurunan Harga Mobil Listrik Bekas
Wuling Air ev
- Harga saat rilis: Rp 238 juta (Standard Range) – Rp 295 juta (Long Range)
- Harga saat ini: Rp 184 juta – Rp 252 juta (belum termasuk diskon diler)
BYD Atto 1
Meski tergolong baru, unit bekasnya sudah mengalami koreksi harga karena bersaing dengan model baru dari pabrikan yang sama maupun kompetitor.
Dampak bagi Pedagang Mobil Bekas
Banyak pedagang mobil bekas mengalami kerugian karena harga stok yang sudah dibeli lebih tinggi dari harga pasar saat ini.
“Kami beli mobil listrik Rp 200 juta, belum laku, harganya sudah turun. Ujung-ujungnya rugi,” kata Tjung.
Kondisi ini memaksa pedagang lebih selektif dalam mengambil stok, terutama untuk model-model yang rawan turun harga dalam waktu cepat.
Penurunan harga mobil listrik bekas di 2025 menjadi tantangan serius bagi pelaku industri mobil bekas di Indonesia. Faktor utama meliputi strategi harga pabrikan, masuknya model baru secara masif, dan hilangnya garansi saat berpindah tangan. Konsumen pun semakin hati-hati sebelum memutuskan membeli, sementara pedagang harus jeli membaca tren pasar untuk meminimalkan risiko kerugian.