Ketika tokoh politik lain cenderung mengambil jalur formal dalam menyampaikan niat pencalonan, Moreno memilih jalur lapangan. Ia hadir langsung di tengah kejuaraan, bersalaman dengan pelaku balap, mendengar keluh kesah mekanik, hingga diskusi terbuka dengan komunitas. Pendekatan ini menunjukkan bahwa dirinya tak hanya membawa pengalaman sebagai mantan pembalap roda empat dan legislator, tetapi juga pemahaman tentang pentingnya kedekatan dengan realitas.
Baca Juga: Muhammad Rossi, Pembalap Cilik Asal Jogja yang Tampil Mengesankan di Kelas MiniGP
Membangun Narasi Baru: IMI untuk Semua Kalangan
Dalam keterangannya kepada media, Moreno menyampaikan bahwa IMI harus mampu melihat motorsport secara utuh, lintas roda dan disiplin. Ini bukan sekadar jargon. Dengan latar belakang kuat di roda empat, ia justru hadir ke dunia balap roda dua, yang selama ini dianggap lebih aktif dan masif dalam penyelenggaraan kejuaraan di Indonesia.
Dampaknya cukup terasa—pelaku balap lokal melihat ada niat tulus dalam manuver politik Moreno. Terlebih, ia datang bersama Frits Yohanes, Ketua IMI Jawa Tengah yang dikenal aktif membina pembalap-pembalap muda. Kolaborasi ini bisa dibaca sebagai sinyal dukungan struktural dari IMI daerah, yang selama ini punya pengaruh signifikan dalam kongres pemilihan Ketua Umum IMI Pusat.
Baca Juga: Kejutan Om Adil di Kejurnas MotoPrix Boyolali: Bos VP Logistic Indonesia Nikmati Atmosfer Balap Region B Jawa‑Bali
Menuju Kongres IMI 2025: Langkah Awal yang Penuh Makna
Langkah Moreno ini bukan hanya sekadar pencitraan. Dalam dunia otomotif nasional, blusukan ke kejuaraan level Motoprix punya makna simbolik tinggi. Ini bukan ajang internasional bergengsi, tetapi justru di sinilah denyut nadi motorsport Indonesia berdenyut paling nyata.
Strategi ini juga mengindikasikan bahwa Moreno tidak mengandalkan elitisme atau jabatan politiknya semata. Ia memahami bahwa organisasi sebesar IMI harus dibangun dari bawah ke atas, bukan sebaliknya.
Dengan semakin dekatnya Kongres IMI 2025, kehadiran Moreno di Boyolali dapat dipandang sebagai langkah awal menyusun basis loyalis. Ia membawa visi integratif: roda dua dan roda empat, pabrikan dan komunitas, pembalap dan regulator, semua harus dirangkul dalam desain besar motorsport Indonesia ke depan.