Resale Value Mobil: Mengapa Penting Bagi Konsumen Indonesia yang Cermat

Resale Value Mobil: Mengapa Penting Bagi Konsumen Indonesia yang Cermat
KabarOto.id – Ketika konsumen Indonesia membeli mobil, pertimbangan mereka tidak hanya sebatas desain, fitur, kenyamanan, maupun efisiensi bahan bakar. Resale value mobil atau nilai jual kembali masih menjadi faktor krusial dalam pengambilan keputusan.
Menurut Yulian Karfili, Communication Strategy Senior Manager PT Honda Prospect Motor (HPM), meskipun sebagian konsumen mengaku tidak terlalu memikirkan resale value saat membeli mobil baru, pada akhirnya nilai jual kembali tetap menjadi bahan pertimbangan.
“Banyak juga yang kayak misalkan yaudah lah saya pakai mobil, gapapa. Masalah resale value saya enggak mikirin. Tapi setahun kemudian saat dijual lagi, sakit hati kalau harga jualnya turun,” ungkap Yulian di Surabaya (27/8/2025).
Karakter Konsumen Indonesia: Money Conscious
Konsumen Indonesia dikenal sangat cermat dalam mengelola uang (money conscious). Artinya, mereka tidak hanya mempertimbangkan manfaat mobil selama digunakan, tetapi juga menghitung berapa besar nilai mobil tersebut saat dijual kembali.
Bagi banyak orang, mobil memang bukanlah investasi dalam arti menghasilkan keuntungan. Namun, nilai jual kembali mobil tetap dianggap sebagai bentuk pengembalian finansial yang penting.
“Masih menilai bukan investasi, tapi nilai kembalinya buat saya (sebagai pembeli) itu apa sih,” tambah Yulian.
Faktor yang Membentuk Resale Value Mobil
Nilai jual kembali sebuah mobil tidak terbentuk secara instan, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkembang seiring waktu. Beberapa faktor utama antara lain:
1. Populasi Mobil di Pasaran
Mobil dengan populasi besar, seperti Honda Brio atau Toyota Avanza, biasanya memiliki resale value lebih tinggi. Alasannya sederhana: permintaan mobil bekasnya tetap kuat.
Baca Juga: Polytron Luncurkan Fox 200, Motor Listrik Ringkas untuk Perempuan Perkotaan
2. Dukungan Purna Jual dan Suku Cadang
Ketersediaan bengkel resmi, jaringan servis, serta suku cadang yang mudah ditemukan akan meningkatkan nilai jual kembali mobil.
3. Rekam Jejak Pemakaian
Kondisi mobil yang terawat, riwayat servis rutin, dan minim kerusakan akan membuat harga jual kembali lebih stabil.
4. Citra dan Kepercayaan Merek
Merek dengan reputasi kuat, seperti Honda dan Toyota, biasanya memiliki resale value lebih baik karena dipercaya awet dan mudah dijual kembali.
Mengapa Konsumen Harus Memikirkan Resale Value?
Baca Juga: Mobil Toyota Hilux 2025: Pickup Tangguh dengan Harga Rp 414 – 539,9 Juta
Bagi konsumen Indonesia, resale value adalah perlindungan finansial. Ketika mereka memutuskan menjual mobil untuk ganti model baru, nilai jual kembali yang tinggi akan mengurangi kerugian finansial.
Mobil dengan resale value tinggi memberikan rasa aman, terutama bagi mereka yang sering mengganti kendaraan setiap 3–5 tahun.
Resale value mobil adalah salah satu faktor penting yang tidak bisa diabaikan konsumen Indonesia. Meski saat membeli mobil banyak yang lebih fokus pada desain dan fitur, pada akhirnya nilai jual kembali akan menentukan seberapa besar kerugian atau keuntungan saat menjual mobil di kemudian hari.