Skandal di MotoGP! Ducati ‘Ingkar Janji’ dengan Rekrutasi Marc Marquez di Atas Jorge Martin

Kabaroto.id – Kontroversi mengguncang MotoGP saat Ducati dituduh ‘ingkar janji’ setelah memilih merekrut Marc Marquez untuk musim MotoGP 2025, mengalahkan Jorge Martin. Kritik keras ini datang dari Carlo Pernat, manajer Enea Bastianini, yang menyebut keputusan tersebut sebagai langkah yang merusak reputasi tim.
Enea Bastianini sendiri, rekan satu tim Francesco Bagnaia di Ducati, menghadapi masa depan yang tidak pasti setelah penampilannya yang kurang memuaskan sejak musim lalu. Meskipun masih muda dan berbakat, Bastianini harus tersingkir dari tim Ducati untuk musim depan, bersama dengan Jorge Martin, pembalap lain yang berpotensi namun kurang memiliki nilai komersial dibandingkan Marquez.
Ducati sebelumnya berkomitmen untuk meremajakan tim setelah kepergian Andrea Dovizioso pada 2020, dengan kebijakan tidak merekrut pembalap berusia di atas 30 tahun. Namun, kebijakan ini tampaknya diabaikan setelah Ducati memutuskan merekrut Marc Marquez yang saat itu sudah berusia 31 tahun, melanggar prinsip-prinsip yang mereka tetapkan selama tiga musim terakhir.
Carlo Pernat mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap keputusan Ducati yang tidak konsisten dengan strategi mereka sendiri. “Mereka meninggalkan dua pembalap muda yang potensial, Bastianini dan Jorge Martin, untuk mempekerjakan pembalap berusia 31 tahun lainnya, Marc Marquez,” kata Pernat dengan nada kekecewaan.
Keputusan ini juga mengubah dinamika persaingan di MotoGP, dengan reaksi yang bervariasi dari komunitas balap motor dan penggemar. Marquez, sebagai juara dunia delapan kali, memberikan pengaruh besar terhadap timnya, tetapi kritik atas penegakan kebijakan dan komitmen Ducati tidak bisa diabaikan.
Dengan berbagai pertimbangan strategis dan komersial, Ducati harus sekarang menghadapi konsekuensi dari keputusan kontroversial mereka. Bagaimana hal ini akan mempengaruhi keseimbangan kekuatan di grid MotoGP dan bagaimana Martin dan Bastianini akan bersaing dengan tim baru mereka menjadi pertanyaan besar.
Di sisi lain, Marquez, dengan pengalaman dan keterampilannya, diharapkan membawa dampak signifikan bagi timnya, menambah dinamika persaingan di atas lintasan. Tetapi, apakah ini benar-benar perubahan yang diperlukan untuk Ducati atau hanya langkah yang melanggar prinsip-prinsip yang telah mereka tetapkan, tetap menjadi perdebatan hangat di kalangan penggemar MotoGP.
Pernat juga menyoroti bahwa hal ini bukan hanya masalah pembalap, tetapi juga tentang reputasi dan integritas tim. “Kebijakan pemuda yang diambil setelah Dovizioso tidak diperhatikan, dan hasilnya tidak bisa disangkal,” tambahnya, merujuk pada dampak dari perubahan strategi tim.
Dengan demikian, skandal ini menunjukkan bahwa di balik gemerlapnya lintasan MotoGP, keputusan di balik layar tim bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap perjalanan sebuah tim. Bagaimana Ducati akan menanggapi kritik ini dan apakah Marquez dapat membuktikan nilainya di tim baru, akan menjadi sorotan utama dalam musim mendatang. Kabaroto.id