Bottoming pada Suspensi Motor: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

0
Bottoming pada Suspensi Motor: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

KabarOto.id – Pernah merasakan hentakan keras saat melewati jalan berlubang atau rusak? Jika iya, bisa jadi motor Anda mengalami bottoming. Istilah ini mengacu pada kondisi saat suspensi motor menghantam titik paling bawah karena tidak mampu lagi meredam benturan.

Menurut Iang, pemilik bengkel spesialis suspensi motor di Tangerang, bottoming bisa terjadi karena beban berlebih atau kondisi jalan yang terlalu ekstrem.

“Bottoming itu saat suspensi sudah mentok di titik paling bawah, jadi sudah enggak ada lagi space buat meredam. Biasanya karena jalannya parah banget atau bawaan motornya berat,” ujar Iang kepada Kompas.com, Senin (14/7/2025).

Penyebab Umum Bottoming

Beberapa faktor umum yang menyebabkan bottoming pada suspensi motor antara lain:

  • Jalan rusak atau berlubang:
    Suspensi bekerja ekstra keras dan bisa kehabisan ruang gerak untuk meredam guncangan.
  • Beban berlebih:
    Membawa barang bawaan yang berat atau berboncengan secara rutin bisa membuat suspensi cepat kelelahan.
  • Suspensi sudah aus atau bocor:
    Shockbreaker yang bocor atau oli yang sudah habis menyebabkan peredaman jadi lemah.

Dampak Buruk Bottoming

Jika dibiarkan terus-menerus, bottoming dapat menimbulkan kerusakan serius pada komponen suspensi:

  • Shock depan bisa bengkok
  • Seal bocor dan oli merembes
  • Shock belakang mati atau jadi terlalu keras
  • Suspensi cepat aus dan harus diganti

Baca Juga: 5 Tips Maksimalkan Fitur Kunci Aman & Tombol Jok Honda Genio 2025: Nggak Takut Dicuri, Buka Jok Juga Makin Gampang!

Selain kerusakan, bottoming juga menurunkan kontrol dan kestabilan motor, terutama saat berkendara dengan kecepatan tinggi.

Solusi dan Cara Mencegah Bottoming

Untuk menghindari risiko bottoming, Iang menyarankan langkah-langkah berikut:

  1. Rutin cek kondisi suspensi, terutama tekanan oli dan kondisi pegas shock.
  2. Gunakan suspensi aftermarket dengan daya redam lebih besar jika sering membawa beban berat.
  3. Ganti oli shock secara berkala sesuai jadwal servis.
  4. Hindari jalan ekstrem jika tidak mendesak, atau kurangi kecepatan saat melintasinya.

“Kalau motor harian sering bawa beban berat atau boncengan, sebaiknya pakai shock aftermarket yang kekuatannya lebih besar dari standar,” tutur Iang.

Baca Juga: Tips Hemat BBM dengan Yamaha Fazzio Hybrid

Bottoming bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga menyangkut keselamatan berkendara. Dengan memilih suspensi yang sesuai dan merawatnya secara rutin, pengendara bisa menghindari kerusakan dini dan tetap menikmati perjalanan tanpa gangguan.

 

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *