Harga Mobil Bekas Anjlok! Nasib Pedagang Terjepit, Pajak Tinggi Bikin Makin Menderita?

0
Harga Mobil Bekas Anjlok! Nasib Pedagang Terjepit, Pajak Tinggi Bikin Makin Menderita?

Harga Mobil Bekas Anjlok! Nasib Pedagang Terjepit, Pajak Tinggi Bikin Makin Menderita?

KabarOto.id – Pasar mobil bekas di Indonesia saat ini sedang dalam titik nadir. Lesunya permintaan, persaingan ketat dari mobil baru yang dibanjiri diskon, hingga pajak yang mencekik, membuat banyak pedagang mobil bekas terpaksa membanting harga demi menyelamatkan cash flow.

Menurut Ketua Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), Tjung Subianto, kondisi ini bahkan lebih buruk dibanding masa pandemi. “Saat Covid-19, kita bisa tekan biaya dan main stok sedikit. Sekarang? Stok menumpuk, penjualan seret, margin tipis, pajak tetap tinggi,” ungkapnya.

Harga Mobil Bekas Turun, Konsumen Beralih ke Mobil Baru

Apa penyebab utamanya?

  • Mobil baru menawarkan diskon besar, bunga rendah, bahkan DP ringan.
  • Mobil listrik baru seperti Denza D9 menggoda konsumen premium, meninggalkan Alphard bekas dan sejenisnya.
  • Permintaan anjlok di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Daripada tidak laku, kita terpaksa jual murah. Margin untung jadi tinggal sedikit banget,” ujar Tjung.

Baca  Juga: Tips Cerdas Ganti Oli Transmisi Mobil Matik di Daerah Perkotaan

Pajak Jadi Beban Berat, Insentif Belum Terjamah

Tak hanya masalah permintaan, pedagang mobil bekas juga harus menghadapi tekanan dari sisi fiskal. Tjung menyoroti enam jenis pajak yang membebani pelaku usaha mobil bekas:

“PPN kami dihitung dari omzet, bukan margin. Ini yang paling berat. Belum lagi PPh Pasal 21, 23, 25, 27, 29,” jelasnya.

Sementara industri mobil baru dan kendaraan listrik mulai mendapatkan insentif dan stimulus, pelaku usaha mobil bekas merasa dianaktirikan. Padahal, menurut Tjung, sektor ini juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan ikut menjaga sirkulasi kendaraan.

 Pedagang Jadi Super Selektif, Tak Berani Numpuk Stok

Karena risiko kerugian tinggi, banyak showroom mobil bekas sekarang enggan menampung banyak unit. Hanya unit cepat laku dan berkondisi istimewa yang dicari.

“Dulu kita bisa beli 10 unit, sekarang mungkin 3–4 unit saja. Harus benar-benar selektif karena harga bisa turun sewaktu-waktu,” tambah Tjung.

Baca Juga: Tips Memilih Ban untuk Balapan Drag Bike

 Harapan untuk Dialog & Perlindungan

Melalui AMBI, para pelaku pasar berharap ada ruang dialog dengan pemerintah untuk menyampaikan kondisi lapangan dan memperjuangkan:

  • Skema pajak yang lebih adil (berdasarkan margin, bukan omzet)
  • Dukungan regulasi untuk perdagangan mobil bekas
  • Insentif atau subsidi ringan seperti yang diberikan pada kendaraan listrik

Industri Mobil Bekas Butuh Uluran Tangan

Penurunan harga mobil bekas saat ini bukan sekadar koreksi pasar, tapi tanda bahaya serius bagi ekosistem perdagangan otomotif di Indonesia. Tanpa intervensi dan kebijakan yang berpihak, jutaan pelaku usaha di sektor ini bisa terancam gulung tikar.

 

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *