Pemerintah China Turun Tangan Atasi Perang Harga Mobil Listrik yang Makin Tak Terkendali

0
Pemerintah China Turun Tangan Atasi Perang Harga Mobil Listrik yang Makin Tak Terkendali

Pemerintah China Turun Tangan Atasi Perang Harga Mobil Listrik yang Makin Tak Terkendali

KabarOto.id – Pasar mobil listrik di China sedang menghadapi fenomena perang harga yang semakin marak. Persaingan yang terlalu agresif ini dinilai mengancam pertumbuhan ekonomi nasional serta menekan keuntungan produsen lokal. Pemerintah China dikabarkan siap turun tangan melalui intervensi harga jika industri EV tidak segera menyesuaikan strategi penjualan.

Presiden Xi Jinping menyebut fenomena ini sebagai “involution”, yang menggambarkan persaingan berlebihan sehingga menimbulkan kerugian sekaligus memboroskan sumber daya. Kondisi ini membuat sebagian produsen mobil listrik berisiko tidak dapat bertahan dalam beberapa tahun ke depan.

Kasus BYD dan Perbedaan Harga di Pasar Internasional

Salah satu contoh paling nyata berasal dari BYD, produsen mobil listrik besar di China. Model Seagull atau Atto 1, yang dijual di China dengan harga sekitar 55.800 yuan (Rp 125 jutaan), memiliki banderol jauh lebih tinggi di Eropa, mencapai Rp 438 jutaan. Selisih harga yang besar ini menunjukkan strategi agresif produsen untuk merebut pasar domestik.

Meski BYD dan beberapa pemain besar lain seperti Li Auto dan Seres masih mencatat keuntungan, sebagian besar dari sekitar 50 produsen EV lainnya mengalami kerugian. Diskon rata-rata mobil listrik meningkat tajam, dari 8 persen pada 2024 menjadi hampir 17 persen pada April 2025. Hal ini menyebabkan beberapa pabrik beroperasi pada kapasitas rendah, bahkan hanya 2 persen dari kemampuan produksi total.

Langkah Pemerintah Mengatasi Harga Rendah

Baca Juga: Tes BYD Atto 1: Road Trip Santai Semarang–Yogyakarta, Buktikan Performa Mobil Listrik Kompak

Untuk menstabilkan pasar, pemerintah China sedang menyiapkan revisi aturan penetapan harga agar produsen tidak menjual kendaraan terlalu murah. Beberapa perusahaan besar, termasuk BYD, telah dipanggil pejabat pemerintah untuk memberikan penjelasan mengenai kapasitas produksi yang berlebihan.

Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah mendorong ekspor mobil listrik secara agresif. Saat ini, mobil listrik asal China telah menguasai 5,1 persen dari total kendaraan baru di Eropa. Namun, analis menilai langkah ini bukan solusi permanen karena tekanan harga yang terlalu rendah berpotensi menimbulkan gesekan dagang di masa mendatang.

Dampak Perang Harga bagi Industri dan Konsumen

Baca Juga: Keunggulan Chery Omoda E5 yang Mengundang Peralihan ke Mobil Listrik

Perang harga yang tidak terkendali bisa berdampak buruk pada keberlanjutan produsen EV lokal, sekaligus menimbulkan risiko ketidakstabilan pasokan dan kualitas kendaraan. Sementara itu, konsumen bisa menikmati harga murah sementara, namun kondisi ini tidak sehat untuk industri jangka panjang.

Pemerintah China berharap melalui intervensi dan regulasi harga, pasar EV domestik lebih stabil, produsen tetap menguntungkan, dan pertumbuhan industri kendaraan listrik tetap berkelanjutan.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *